javascript hit counter

Model Batik Truntum

Model Batik Truntum

Table Of Content

Model batik Truntum merupakan salah satu jenis batik yang berasal dari kota Kudus, Jawa Tengah. Batik ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa Tengah karena keunikan dan keindahan motif yang dimilikinya.

Ciri Khas Motif Batik Truntum

Model batik Truntum memiliki motif yang sangat khas, yaitu terdiri dari garis-garis yang melengkung dan membentuk pola seperti bunga atau pohon. Motif ini biasanya terdapat pada bagian tengah batik, sementara bagian pinggirnya biasanya hanya dihiasi dengan garis-garis yang lurus atau berbentuk geometris.

Batik Truntum biasanya terbuat dari bahan katun atau sutra yang diwarnai dengan menggunakan teknik cap. Teknik ini merupakan teknik pewarnaan batik yang paling sederhana, di mana warnanya hanya diaplikasikan pada bagian atas kain. Selain itu, batik Truntum juga sering diwarnai dengan menggunakan teknik tumpal, di mana warnanya diaplikasikan pada seluruh permukaan kain.

Bagi masyarakat Jawa Tengah, batik Truntum merupakan salah satu simbol kebanggaan dan kekayaan budaya yang dimilikinya. Batik ini sering dipakai sebagai pakaian adat atau pakaian formal oleh masyarakat Jawa Tengah pada acara-acara penting seperti pernikahan atau upacara adat lainnya.

Selain itu, batik Truntum juga merupakan salah satu batik yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Keindahan dan keunikan motifnya telah membuat batik Truntum menjadi salah satu pilihan pakaian wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah.

Pembuatan Batik Truntum

Pembuatan batik Truntum tidaklah mudah. Proses pembuatannya meliputi beberapa tahapan, di antaranya adalah:

  1. Menyiapkan bahan yang akan digunakan, yaitu kain sutra atau katun yang telah dibersihkan dari kotoran dan kresek.
  2. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat batik, di antaranya adalah canting (alat untuk mengeluarkan lilin), kain luntur (kain yang digunakan untuk menutupi bagian yang tidak akan diwarnai), dan lilin cair.
  3. Menggambar pola batik yang akan dibuat dengan menggunakan canting. Pola batik Truntum biasanya terdiri dari membagi kain menjadi beberapa bagian sesuai dengan pola yang telah dibuat.
  4. Menutupi bagian yang tidak akan diwarnai dengan menggunakan kain luntur atau lilin cair. Ini dilakukan untuk mencegah warna yang akan diaplikasikan tidak tercampur dengan warna yang sudah ada pada kain.
  5. Menyiapkan warna yang akan diaplikasikan pada batik. Warna yang biasa digunakan pada batik Truntum adalah warna-warna alami seperti merah, hijau, kuning, dan biru.
  6. Mencelupkan kain ke dalam larutan warna yang telah disiapkan selama beberapa menit hingga warna tersebut terserap sempurna oleh kain.
  7. Mengeringkan kain setelah selesai mencelupkan. Proses ini bisa dilakukan dengan cara menggantungkannya di tempat yang terkena sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering.
  8. Mengulang proses pencelupan warna hingga semua bagian kain yang akan diwarnai tercapai hasil yang diinginkan.
  9. Setelah seluruh bagian kain terselesaikan, lilin atau kain luntur yang telah dipakai sebelumnya harus dikeluarkan dengan cara dipanggang atau dibakar.
  10. Menggosok kain dengan menggunakan sikat atau kuas untuk membersihkan sisa-sisa lilin atau kain luntur yang masih tertinggal.
  11. Menyetrika batik dengan menggunakan mesin setrika atau secara manual hingga kain terasa halus dan lembut.

    Setelah selesai melalui semua tahapan tersebut, batik Truntum siap dipakai atau dijual. Proses pembuatan batik Truntum memang cukup panjang dan memakan waktu yang cukup lama, namun hasilnya sangat indah dan mempesona. Batik Truntum merupakan salah satu bukti kekayaan budaya Indonesia yang patut diapresiasi dan dilestarikan.